MAIMUNAH
26214334
1EB31
Bab 5
PRODUK DOMESTIK BRUTO
A. Definisi
PDB(Produk Domestik Bruto)
PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang
dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu
(biasanya per tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan
pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.
Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa
memperhitungkan apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi
dalam negeri atau tidak. Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor
produksi yang digunakan.
PDB Nominal (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Berlaku) merujuk kepada nilai PDB tanpa memperhatikan pengaruh harga. Sedangkan PDB riil (atau disebut PDB Atas Dasar Harga Konstan) mengoreksi angka PDB nominal dengan memasukkan pengaruh dari harga.
Analisa Mekanisme (kinerja) Ekonomi Nasional berdasar PDB melalui 3 pendekatan,yaitu :
1.
Pendekatan Produksi
2. Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
3. Pendekatan Pendapatan
1.Pendekatan Produksi
Pendekatan produksi diperoleh dengan cara menjumlahkan
nilai tambah (value added) dari semua sektor produksi. Lalu, besarnya nilai
produksi diperoleh dari mana ?
Besarnya nilai produksi (angka-angka PDB) diperoleh
dari :
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification) sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
nilai tambah (value added) dari berbagai jenis barang & jasa ! yaitu sesuai dengan ISIC (International Standard Industrial Classification) sektor industri dapat diklasifikasikan menjadi 11 sektor industri, yg biasanya terbagi mjd 3 kelompok besar :
1.Sektor Primer
2.Sektor Sekunder
3.Sektor Tersier
Besarnya ‘value added’ tiap sektor, yi : VAs = OPs –
Ips
Sedangkan nilai PDB-nya diperoleh dengan : PDB = VAsp
+ VAss + Vast
2.Pendekatan Pengeluaran/Pembelanjaan
Perhitungan dilakukan dengan cara menjumlahkan
permintaan akhir dari unit/komponen2 ekonomi, yaitu:
Konsumsi Rumah Tangga (RT)=C
Perusahaan, berupa investasi/pembentukan modal bruto
=I
Pengeluaran Pemerintah (konsumsi/belanja pemerintah)
=G
Expor – Impor =( X – M )
Dalam Keseimbangan Perekonomian Nasional, sering di formulasikan dalam persamaan sbb:
PDB = C + I + G + ( X – M)
3.Pendekatan Pendapatan
diperoleh dengan cara menghitung jumlah balas jasa
bruto (blm dipotong pajak) / hasil dari faktor produksi yang digunakan PDB =
sewa + upah + bunga + laba
Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upah untuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha.
Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran.
B.
PERTUMBUHAN
EKONOMI & PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI
Pertumbuhan
Ekonomi
Di dalam Garis Besar
Haluan Negara (GBHN) dinyatakan secara ekspilist bahwa pembangunan ekonomi
merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan nasional dengan tujuan
utama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Walaupun bukan suatu
indikator yang bagus, tingkat kesejahteraan masyarsakat dilihat dari aspek
ekonominya, dapat diukur dengan penadapatan nasional (PN) perkapita.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dapat
diukur dengan pertumbuhan PDB dan menjadi salah satu target penting yang
harus dicapai dalam pembangunan ekonomi.
Perubahan Struktur
Ekonomi
Struktur
ekonomi, pada umumnya transformasi struktural. Yang didefinisikan sebagai suatu
rangkain perubahan yang saling terkait satu sama lainnya dalam komposisi permintaan
agregat, perdangan luar negeri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi
dan penggunaan faktor–faktor produksi yang diperlukan guna mendukung proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Teori perubahan
struktural menitikberatkan pada transformasi ekonomi yang dialami NB, yang
semula bersifat subsisten menuju kesistem perekonomian yang lebih modern. Ada
dua teori utama yang umum digunakan dalam menganalisa perubahan struktur
ekonomi, yaitu Arthur Lewis (Teori Migrasi) dan Horis Chenery (Teori
transformasi Struktural). Teori Arthur Lewis Membahas proses pembangunan
ekonomi yang terjadi di pedesaan dan perkotaan. Teori ini mengamsusikan
perekonomian tradisional di pedesaan yang didominasi oleh sektor pertanian dan
perekonomian modern di perkotaan dengan industri sebagai sektor utama. Teori
Horis Chenery ;Proses transformasi struktural akan mencapai tarafnya yang
paling cepat bila pergerseran pola permintaan domestik kearah output
industri manufaktur diperkuat oleh perubahan yang serupa dalam komposisi
perdagangan luar negeri atau ekspor. Dalam modal transformasi struktural,
relasi antara pertumbuhan output disektor industri manufaktur, pola
perubahan permintaan domestik kearah output industri dan pola perubahan
perdagangan luar negeri.
C.
Pertumbuhan
Ekonomi selama orde baru hingga saat ini
a. Perekonomian Indonesia
Pada Masa Orde Baru
Di awal orde baru,
ketika soeharto menjabat menjadi presiden RI ssat ini kondisi perekonomian di
indonesia sangat buruk, tingkat inflasi yang terjadi pada negara kita mencapai
650 % pertahun.
Presiden
Soeharto saai itu menambahkan langkah yang telah di lakukan sebelumnya oleh
Soekarno. dan ternyata Soeharto berhasil menekan inflasi dari 650 % menjadi
dibawah 15% dalam waktu kurang dari dua tahum. untuk meneka inflasi yang begitu
tinngi, soeharto melakukan hal yang jauh berbeda dengan presiden
sebelumnya , beliau embuat anggaran, menerbitkan sektor penbankan,
mengembalikan sektor ekonomi dan merangkul negara-neraga barat untuk menarik
modal.
Di
sampig itu soeharto pada tahun 1970-an juga menggenjot penambangan minyak dan
pertambangan. Sehingga pendapatan negara dari migas meningkat . Dari 0,6 %
miliar pada tahun 1973 dan sekarang mencapai 10,6% miliar pada tahun 1980.
Puncaknya kebijakan tersebut adalah ketiaka penghasilan dari migas sama dengan
80% hasil eksport indonesia. Dengan kebijakan itu, indonesia bisa maju dalam
pembangunan di bawah pemerintahan orde baru.
b. PEMERINTAHAN TRANSISI
(era Presiden B.J. Habibie)
Krisis ekonomi
mempunyai dampak yang sangat memprihatinkan terhadap peningkatan pengangguran,
baik di perkotaan maupun di pedesaan, daya beli masyarakat menurun, pendidikan
dan kesehatan merosot serta jumlah penduduk miskin bertambah oleh karena itu
muncul kebijakan Jaring Pengaman Sosial (social safety net). Yang menyebabkan
suatu prestasi yang mengagumkan yakni nilai tukar rupiah dari 16.000 menjadi
6.000 rupiah.
c. PEMERINTAHAN REFORMASI
(era Presiden K.H. Abdurrahman Wahid)
Terjadi banyak keanehan
dan tidak terdapat kebijakan perekonomian. Pada masa Gus Dur, rating kredit
Indonesia mengalami fluktuasi, dari peringkat CCC turun menjadi DDD lalu naik
kembali ke CCC. Salah satu penyebab utamanya adalah imbas dari krisis moneter
pada 1998 yang masih terbawa hingga pemerintahannya.
d. PEMERINTAHAN GOTONG ROYONG
Langkah
Presiden SBY untuk merangkul Parpol-parpol yang kalah dalam Pemilu 2009 adalah
bagian dari kebijakan Soft Power, atau kebijakan untuk bergotong-royong dalam
membangun bangsa dan negara. Ini serupa dengan Kabinet Gotong-Royong di masa
lalu. Keadaan sistem ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan gotong royong
memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Rendahnya pertumbuhan ekonomi yang dikarenakan masih kurang berkembangnya investasi terutama disebabkan oleh masih tidak stabilnya kondisi sosial politik dalam negeri.
• Dalam hal ekspor, sejak 2000, nilai ekspor non-migas Indonesia terus merosot dari 62,1 miliar dollar AS menjadi 56,3 miliar dollar As tahun 2001, dan tahun 2002 menjadi 42,56 miliar dollar AS.
e.
PEMERINTAHAN INDONESIA
BERSATU (era SBY – Boediono)
Kabinet Indonesia
Bersatu merupakan kabinet pemerintahan Indonesia yang dibagi menjadi Kabinet
Indonesia bersatu jilid I dan II .kabinet Indonesia bersatu jilid I yaitu
merupakan bentuk pemerintahan yang ke enam yang dipimpin oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla pada masa (2004 –
2009) dan presiden yang pertama kalinya dipilih melalui sistem pemilihan umum
langsung di Indonesia sedangkan kabinet Indonesia bersatu jilid II dipimpin
oleh Presiden Susilo Bambang Yudoyono dan wakil Presidennya Dr. Boediono yang
merupakan bentuk pemerintahan yang ke tujuh pada masa (2009-2014). Kabinet
Indonesia Bersatu jilid I ini dibentuk pada tanggal 21 Oktober 2004 dan
berakhir pada tahun 2009 menggantikan kabinet gotong royong sebelumnya yang
dipimpin megawati dan Hamzah haz pada 5 Desember 2005, Pada Indonesia bersatu
jilid 1 yaitu pada tahun 2004 sampai 2009 utang di Negara kita meroket drastis
dari 1275 triliun menjadi 1667 triliun pemerintahan SBY “sangat berhasil” dalam
tugas utang mengutang . Dengan sistem kebijakan pemerintah SBY saat ini, rakyat
Indonesia dipaksa menanggung beban utang para bankir yang sudah kaya lewat
beragam penyunatan subsidi seperti pendidikan (BHP) dan kesehatan. Pada saat
yang sama, rakyat yang tidak ikut melakukan kesalahan dan tidak pernah
menikmati utang, harus membayar minyak/BBM, listrik dan air yang mahal, agar
negara bisa membayar utang utang Negara di tambah subsidi pendidikan dan minyak
di cabut dengan alasan yang tidak jelas . Moral bangsa kita sudah tidak ada
lagi baik rakyat yang berada di posisi atas menegah ataupun yang bawah .
Sekarang jamanyya Indonesia bersatu jilid II kita tidak bisa langsung
mengetahui bagaimana kinerja pemerintah yang sekarang karena mereka baru
menjabat 2 tahun . Masih ada 2 tahun lagi untuk memperbaiki kedepannya . Tapi
melihat kondisi perekonomian Indonesia yang sekarang ini sulit rasanya
menstabilkan ekonomi seperti pada zaman pemerintahan pembangunan pada masa
presiden soeharto dulu . Banyak sekali masalah masalah penting di jamann
pemerintah jilid I dan II yang hilang begitu saja tanpa tau akhir inti dan akar
kemana permasalahan itu berawal . Pemerintaan Indonesia Jilid I maupun jilid II
bagaimanapun kebijakan,menteri dan lain sebagainya kita sebagai masyarakat
hanya mengharapkan pemerintah dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara
yang akan berpengaruh pula pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Indonesia
yang saat ini masih tidak ada perkembangannya.
D.
Faktor-faktor
Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Faktor-faktor
penentu prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia secara garis besar, terdapat
sedikitnya 2 (dua) faktor yang menentukan prospek pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Adapun kedua faktor tersebut adalah faktor internal dan eksternal.
1. Faktor Internal
Tidak
dapat dipungkiri bahwa penyebab utama berubahnya krisis rupiah menjadi suatu
krisis ekonomi paling besar yang pernah dialami Indonesia tahun 1998 adalah
karena buruknya fundamental ekonomi nasional. Sedangkan hambatnya proses
pemuliahan ekonomi nasional lebih disebabkan oleh kondisi politik,social, dan
keamanan didalam negeri yang kenyataannya sejak reformasi dicetuskan pada Mei
1998 hingga saat ini belum juga pulih sepenuhnya.Bahkan cenderung memburuk
menjelang pemilihan presiden 2004. Selain itu, factor-faktor internal ekonomi
lainnya yang sangat menentukan prospek perekonomian nasional 2003 antara lain
adalah kondisi perbankan, realisasi RAPBN 2003, terutama yang menyangkut beban
pembayaran bunga utang pemerintah dan pengeluaran stimulus pasca tragedy Bali,
hasil pertemuanCGI yang sempat ditunda akibat tragedy Bali ,
kebijakan ekonomi pemerintah terutama dalam bidang fiscal dan moneter, serta
perkembangan ekspor nasional
2.
Faktor Eksternal
Sedangkan Faktor
Eksternal yang sangat berpengaruh terhadap prospek perekonomian Indoneia adalah
prospek perekonomian dan perdagangan dunia 2003. Prospek perekonomian dan
perdagangan dunia sangat dipengaruhi oleh prospek perekonomian dari AS,
sementara BPS memprediksi perekonomian AS dan Jepang 2003 bisa tumbuh antara 1%
hingga 3%. Faktor eksternal lainnya yang juga harus diperhitungkan dalam
memprediksi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia 2003 adalah kondisi politik
global, terutama efek-efek dari perang AS – Irak dan krisis senjata nuklier
Korea Utara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar