MAIMUNAH
26214334
2EB32
MAKNA HIDUP DALAM ISLAM
Assalamu’alaikum Wr.Wb,
Islam
menjelaskan manusia ada dan dianggap hidup jika ia telah melakukan aktivitas
"jihad" seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam Q.S. Ali
Imron: 169. Tentu saja jihad dalam pengertian yang sangat luas. Jihad dalam
pengertian bukan hanya sebatas mengangkat senjata dalam peperangan saja, tetapi
jihad dalam konteks berusaha mengisi hidup dengan karya dan kerja nyata. Jihad
dalam arti berusaha memaksimalkan potensi diri agar hidup ini berarti dan
bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat, dan bangsa. Misalnya, seseorang
yang berusaha mencari dan menemukan energi alternatif ketika orang sedang
kesulitan BBM itu juga sudah dipandang jihad karena ia telah mampu memberikan
manfaat kepada orang lain. Seseorang yang keluar dari sifat malas, kemudian
bekerja untuk memerangi kemiskinan, kebodohan, itu juga termasuk jihad karena
ia telah mampu mengalahkan hawa nafsunya sendiri, dan bukankah ini jihad yang
paling besar karena Rasulullah sendiri menyatakan bahwa jihad yang paling akbar
adalah melawan hawa nafsu sendiri.
Hidup dalam
pandangan Islam adalah kebermaknaan dalam kualitas secara berkesinambungan dari
kehidupan dunia sampai akhirat, hidup yang penuh arti dan manfaat bagi
lingkungan. Hidup seseorang dalam Islam diukur dengan seberapa besar ia
melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai manusia hidup yang telah diatur oleh
Islam. Ada dan tiadanya seseorang dalam Islam ditakar dengan seberapa besar
manfaat yang dirasakan oleh umat dengan kehadiran dirinya. Sebab Rasul pernah
bersabda "Sebaik-baiknya manusia di antara kalian adalah yang paling
banyak memberikan manfaat kepada orang lain. (Alhadis). Oleh karena itu, tiada
dipandang berarti (dipandang hidup) ketika seseorang melupakan dan meninggalkan
kewajiban-kewajiban yang telah diatur Islam.
Dengan
demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidup
sehingga eksistensinya bermakna dan bermanfaat di hadapan Allah SWT, yang pada
akhirnya mencapai derajat Al-hayat Al-thoyyibah (hidup yang diliputi kebaikan).
Untuk mencapai derajat tersebut maka setiap muslim diwajibkan beribadah,
bekerja, berkarya berinovasi atau dengan kata lain beramal saleh. Sebab esensi
hidup itu sendiri adalah bergerak (Al-Hayat) kehendak untuk mencipta
(Al-Khoolik), dorongan untuk memberi yang terbaik (Al-Wahhaab) serta semangat
untuk menjawab tantangan zaman (Al-Waajid).
Makna
hidup dalam Islam bukan sekadar berpikir tentang realita, bukan sekadar
berjuang untuk mempertahankan hidup, tetapi lebih dari itu memberikan
pencerahan dan keyakinan bahwa hidup ini bukan sekali, tetapi hidup yang
berkelanjutan, hidup yang melampaui batas usia manusia di bumi, hidup yang
harus dipertanggungjawabkan di hadapan ALLAH SWT. Setiap orang beriman harus
meyakini bahwa setelah hidup di dunia ini ada kehidupan lain yang lebih baik,
abadi dan lebih indah yaitu alam akhirat (Q.S. Adl-dluha: 4).
Berikut makna hidup yang tercantum dalam Al –
Quran :
Pertama: Hidup Adalah Ibadah
Pada intinya, arti hidup
dalam Islam ialah ibadah. Keberadaan kita dunia ini tiada lain hanyalah untuk
beribadah kepada Allah. Makna ibadah yang dimaksud tentu saja pengertian ibadah
yang benar, bukan berarti hanya shalat, puasa, zakat, dan haji saja, tetapi
ibadah dalam setiap aspek kehidupan kita.
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS Adz
Dzaariyaat:56)
Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad:
عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ
رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ:
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ
يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود)
“Apabila seorang manusia
meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah atau ilmu
yang bermanfaat sesudahnya atau anak yang shalih yang mendo’akannya”.
Kedua: Hidup Adalah Ujian
Allah berfirman dalam QS Al
Mulk [67] : 2 yang terjemahnya, “(ALLAH) yang
menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang
lebih baik amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”
Allah akan menguji manusia
melalui hal-hal sebagai berikut sesuai dengan QS Al Baqarah [2]:155-156 sbb,
“dan sungguh akan
Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta, jiwa dan buah-buahan, dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka
mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.”
Besarnya pahala sesuai
dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila
menyenangi suatu kaum, Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya
manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR.
Tirmidzi)
Ketiga: Kehidupan di Akhirat Lebih Baik
dibanding Kehidupan di Dunia
Dalam QS Ali ‘Imran [3]:14, “dijadikan indah
pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu:
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).“
Yaa Allah, tak ada kehidupan selain kehidupan
akhirat. (HR. Bukhari)
QS Adh Dhuha [93]:4,
“dan sesungguhnya
hari kemudian (akhirat) itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan).”
Keempat: Hidup Adalah Sementara
Dalam QS Al Mu’min [40]:39,
Allah berfirman,
“Hai kaumku,
sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.“
Dalam QS Al Anbiyaa [21]:35,
“Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan
kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) dan hanya kepada Kami-lah kamu
dikembalikan.“
Kehidupan ini adalah sebuah kesempatan yang sangat
berharga untuk kita. Jangan sampai kita sia-siakan kehidupan di dunia ini untuk
sesuatu yang tidak jelas dan akan sirna. Kenikmatan dunia ini pun kalau mau
kita pikirkan dengan baik, maka tidaklah lama. Sebentar saja, bukankah
demikian? Allah ta’ala berfirman (yang
artinya), “Seolah-olah tatkala melihat hari
kiamat itu, mereka tidaklah hidup (di dunia) kecuali hanya sesaat saja di waktu
siang atau sesaat di waktu dhuha.” (QS.
an-Nazi’at: 46)
Demikianlah
berbagai makna hidup dalam islam, semoga kita dapat memaknai hidup dengan sebaik-baiknya
dengan terus berpedoman kepada Al-Quran dan Al-Hadits. Agar kita selalu bisa
mensyukuri nikmat hidup yang telah sang pencipta berikan kepada kita, dan
mempergunakan hidup ini hanya untuk mendapat keridhoan dari Allah SWT. Karena kita
tahu hidup ini juga untuk mencapai Jannah-Nya di akhirat kelak, maka marilah
kita berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan atau beramal saleh untuk bekal
kita di akhirat kelak.
Sekian tulisan
mengenai makna hidup dalam islam, jika ada kesalahan dalam penulisan mohon
dimaafkan, karena kami sedang dalam proses belajar dan kami hanya manusia yang
tidak luput dari kesalahan. Semoga tulisan ini bermanfaat…
Wassalamualaikum Wr.Wb.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar